Minggu, 15 Maret 2009


MAHADUKA ACEH RAYA
Ada Aceh dalam mimpiku, Ada Aceh dalam dagingkuAda Aceh dalam darahku. Ada Aceh dalam nafasku.Ada Aceh dalam paruku. Ada Aceh dalam jantungku. Ada Aceh dalam otakku. Ada Aceh dalam suaraku. Ada Aceh dalam tulangku. Ada Aceh dalam sukmaku Ada Aceh dalam dzikirku. Ada Aceh dalam wiridku. Ada Aceh dalam dukaku. Mahaduka Aceh raya.
Debur-debur maut itu. Gelombang terbang liar itu. Prahara bencana semesta itu. Amok tanah berdarah itu. Gelombang gempa maut itu! Mengubur segalanya: Mengubur bukit-bukit. Mengubur langit. Mengubur tandus daratan kurus. Mengubur lumpur Mengubur ubun-ubun. Mengubur rambut-rambut. Mengubur tangan-tangan. Mengubur wajah-wajah. Mengubur biji-biji mata. Mengubur telinga-telinga Mengubur leher-leher. Mengubur rongga-rongga dada. Mengubur paha-paha. Mengubur kaki-kaki Mengubur tungkai-tungkai. Mengubur jari jemari Mengubur tubuh-tubuh Tubuh Acehku.
Petaka mahamurka itu mengubur raga-raga Raga Aceh raya. Mengubur beribu otak Otak Acehku. Mengubur ruang-ruang. Ruang Acehku. Mengubur waktu Waktu Acehku. Mengubur berjuta impian. Impian Acehku. Lewat rumput-rumput tercerabut Lewat kabut-kabut kemelut Lewat petir gelegar menyambar Lewat gedung-gedung poranda. Lewat gubuk-gubuk remuk Mengatas suara-suara doa Jangan ada jual beli bayi-bayi Jangan ada bisnis proyek bencana Jangan ubah tragik jadi komoditi politik Jangan ada upacara pesta meriah di tengah timbunan jenazah Jangan biarkan Aceh jadi penjara terbesar dunia. Jangan biarkan Aceh jadi kuburan terluas jagat raya. Jangan Tuhan, Jangan. Jangan ya Allah, jangan ya Allah, jangan. Mahadukaku, Aceh. Mahaduka Acehku. Mahaduka beku sepanjang ruang dan waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar